Latar
Belakang Tuduhan
Buku berjudul Are We Living in the End of Times karya Tim F. Lahaye dan
Jerry B. Jenkins adalah sumber dari tuduhan bahwa Gereja Katolik adalah Pelacur
besar atau the Whore of Babylon. Seperti diketahui, Tim F. Lahaye dan Jerry B.
Jenkins adalah penulis buku-buku yang sangat keras menolak dan menuduh Gereja
Katolik, bahkan menuduh Paus sebagai antikristus. Misalnya saja, pada hlm. 172
buku karya mereka membuat klaim sejarah yang mengatakan bahwa “Setiap
agama palsu di bumi berasal dari atau berlatar belakang dari agama babylon”.
Cacat Logika Buku End Times
Membuat klaim bahwa Aztec, Mitos Romawi, Yunani, agama kaum aborigin,
confucius dan aliran kepercayaan mempunyai sumber yang sama yakni agama kuno
babilon. Klaim itu cacat logika karena setiap agama mempunyai sistem
kepercayaan (Teologi dan Filosofi) yang berbeda dan saling bertentangan. Jadi
tidak masuk akal bila dikatakan berasal dari sumber yang sama.
Ratu Surga Berasal Dari Ajaran Pagan?
Pertama, gelar
‘ratu surga’ (gebiyrah) yang diberikan kepada Maria tidak sama dengan gelar
‘ratu surga’ (meleket) yang diberikan kepada dewi kesuburan bangsa semit yang
diceritakan dalam Yer. 7:18, 44:17. Adapun dewi kesuburan bangsa semit adalah
Astoret atau Astarte.
Kedua, gelar
Bunda Maria sebagai Ratu Surga mengacu pada penglihatan Rasul Yohanes dalam
Wahyu 12:1-6. Dikatakan di sana bahwa ada seorang perempuan bermahkota
melahirkan seorang anak yang menggembalakan segala bangsa dengan gada besi
(bdk. Why. 12: 1, 5). Perempuan yang bermahkota dan melahirkan seorang anak itu
adalah Maria. Sementara itu, anak yang dilahirkannya adalah Yesus, gembala
segala bangsa.
Ketiga, semua
orang kudus menerima mahkota kehidupan, termasuk Bunda Maria (bdk. 2 Tim. 4:8).
Apalagi, Bunda Maria berhasil melaksanakan kehendak Allah sampai akhir
hayatnya. Maka, pastilah menerima mahkota kehidupan (bdk. Yak. 1:12, 1 Pet.
5:4, Why. 2:10).
Keempat,
Perjanjian Lama mencatat bahwa seorang ‘ratu’ (gebiyrah) dihormati bersama raja
dan namanya dicantumkan bersama dengan raja (bdk. Yer. 13:18, 1 Raj. 14:21,
15:9-10, 22:42; 2 Raj. 12:2; 14:2; 15:33). Padahal, dalam Gereja Katolik,
pemberian gelar ‘ratu surga’ kepada Bunda Maria sama sekali bukan sebagai
saingan atas keutamaan Yesus Kristus yang adalah penyelamat. Gelar ‘ratu surga’
yang disematkan pada Bunda Maria semata-mata berkaitan dengan perannya dalam
melahirkan Yesus Kristus, Sang Raja dan penyelamat (bdk. Mat. 1:22-23, Yes.
7:14).
Inkuisisi Tindakan Iblis yang Menyusup Dalam Gereja?
Inkuisi dilakukan untuk mengadili orang-orang
yang mengajarkan ajaran sesat. Inkuisisi diadakan oleh negara (misalnya inkuisisi
di Spanyol tahun 1478). Gereja hanya menyadarkan orang-orang atau kelompok yang
mengajarkan ajaran sesat agar bertobat dan meninggalkan ajaran sesatnya. Jika
tidak mau mendengar, maka orang atau kelompok tertentu itu akan berhadapan
dengan pengadilan negara.
Inkuisisi dilakukan agar tidak menimbulkan
kebingungan di antara umat tentang ajaran yang benar sesuai dengan ajaran
Katolik dan Apostolik. Pada masa itu, pengajar ajaran sesat dianggap sebagai
tindakan kriminal oleh negara. Orang-orang yang dihukum diantaranya mengajarkan
gnostisisme, Manikheisme, arianisme, dan lain sebagainya. Bisa dibayangkan jika
dahulu tidak ada ketegasan demikian. Mungkin saat ini aliran-aliran bisa jutaan
melebihi aliran protestan yang mencapai 33.000
(tahun 2001) di seluruh dunia menurut buku David B. Barret.
Jubah Para Imam, Uskup dan Paus Ditafsirkan Sebagai Lambang Anti
Kristus?
Putih memiliki
makna: kegembiraan, kemurnian, kepolosan, dan kemuliaan (Dan 7:9; Mrk
9:2-3, Why 3:4-5). Boleh diganti kuning atau emas (warna cahaya) bila perayaan
lebih bernada kemuliaan atau kemenangan (Kej 1:3-5, Yes 45:7)
Merah memiliki
makna: darah kemartiran, api ilahi (Roh Kudus), cinta, pengorbanan, dukacita,
mati raga, penantian (Kel 28:31,33; Sir 10:9, Yer 6:26).
Ungu memiliki
makna: menggairahkan.
Hitam memiliki
makna: kesedihan, keberdosaan, pertobatan/perkabungan.
Jingga memiliki
makna: sukacita.
Hijau memiliki
makna: kesuburan, harapan (Kej 1:11-12, Ul 32:2, Luk 23:31).
Biru memiliki
makna: warna langit ini bisa berarti kebijaksanaan ilahi yang dihembuskan oleh
Roh Kudus (Yoh 3:8).
Janji Yesus Terhadap Gereja-Nya
Yesus mendirikan Gereja-Nya di atas batu karang, Petrus dan berjanji
akan menyertai sampai akhir Zaman (Mat. 16:18, 28:20). Tidak mungkin Yesus
mengingkari janji-Nya yang setia menjaga dan melindungi Gereja-Nya.
Maka, tidak mungkin Gereja yang didirikan Kristus adalah the whore of Babylon
atau anti terhadap diri-Nya sendiri. Kristus adalah kepala dan pemimpin Gereja,
sementara Gereja sendiri adalah Tubuh Mistik-Nya.
Kapan Gereja Katolik Ada?
Kata ‘katolik’ bukan istilah baru, Kisah Para Rasul 9:31 menuliskan asal mula kata Gereja Katolik “Ekklesia Katha Holos“. Bahkan sejak zaman Santo Polycarpus (murid Rasul Yohanes) telah digunakan untuk menegaskan iman Kristiani yang otentik berhadapan dengan kaum bidat/Heresy. Pada tahun 107 Santo Ignatius dari Antiokhia menggunakan nama Gereja Katolik dalam suratnya kepada jemaat di Smyrna. Isi surat itu menegaskan Gereja Katolik sebagai satu-satunya yang didirikan oleh Kristus. Oleh sebab itu, tidak heran dalam Syahadat Nicea-Konstantinopel maupun Syahadat Singkat menyebut “Aku Percaya akan Gereja yang Satu, Kudus, Katolik, dan Apostolik.
Referensi
·
Silvester
Detianus Gea dalam JalaPress: https://jalapress.com/benarkah-paus-anti-kristus/
·
Pembahasan
tentang Inkuisisi lihat: https://www.katolisitas.org/tentang-inkuisisi-inquisition/
·
https://liturgiekaristi.wordpress.com/category/d-benda-benda-liturgi/2-baju-liturgi/
·
Silvester
Detianus Gea dalam JalaPress;
https://jalapress.com/maria-ratu-surga-dalam-katolik-bukan-dewi-kesuburan/
Penyadur: Silvester Detianus Gea
Halo saya ingin share sebuah renungan di https://youtu.be/Mo0K1aJTdEI
BalasHapusSilahkan. Terima Kasih telah berbagi.
Hapus