B |
ertemu mereka, selalu
ada cerita. Mendengar mereka, selalu ada kehangatan. Apalagi jika melihat dan
mendengar mereka tampil dan bernyanyi, selalu ada aliran energi yang mengalir.
Hebat, luar biasa, decak kagum itu selalu menyertai. Dan mereka sungguh pantas
mendapatkan pujian dan kekaguman karena beribu-ribu hati yang terbakar cinta
dari usaha tak pernah padamnya, mencoba yang tak mengenal lelah, semangat yang
selalu membara setiap kali meredup hilang. Ya, mereka rekan-rekan muda dari
Yayasan Keluarga Kasih (YKK).
Kita bisa mengatakan mereka muda, namun mereka dewasa dari setiap pergulatan. Kita bisa mengatakan mereka kecil, tapi mereka matang dalam rasa. Hidup yang dirasa kurang hanyalah jalan, dan jalan itu membawa mereka memiliki kesempatan dari cinta yang mengalir tanpa batas. 25 Tahun Yayasan Keluarga Kasih bersumber dari cinta tanpa batas itu. Pak Martin yang kala itu mengalami uluran cinta dari keluarga-keluarga yang berlimpah kasih karena keterbatasan dan penyakit, menjadikan hidup penuh harapan, bahagia, dan punya tujuan. Bahkan ketika bahtera keluarga Pak Martin dan Bu Debby baru berlayar mengarungi hidup, cinta dari kelimpahan pribadi-pribadi baik ini menjadikan Pak Martin dan Bu Debby semakin berkobar untuk membagikan cinta itu kepada pribadi lain.
Mengutarakan niat untuk mendirikan Yayasan Keluarga Kasih adalah dorongan yang tidak bisa dibendung meski dalam keterbatasan. Dan niat baik tidak akan pernah hilang dan padam. Kebaikan bersambut dengan kebaikan. Cinta mengobarkan cinta lainnya. Yayasan Keluarga Kasih terbentuk dengan para pengurus yang sangat-sangat baik. Pada perayaan 25 Tahun Yayasan Keluarga kasih, bapak dan ibu pengurus awal Yayasan Keluarga Kasih hadir dengan semangat dan kebahagiaan. Kendati umur semakin bertambah, bahagia mereka melihat cucu-cucunya terlihat dari senyum dan tawa mereka.
Harapan yang dulu jauh menjadi dekat. Mata yang dulu redup sekarang bersinar. Kesempatan yang dulu dihayalkan sekarang diraih dengan semangat. Oh, ini bukan cerita fiksi dalam film hayalan, ini nyata dan kenyataan. Beberapa di antara mereka sudah lulus sarjana, diberi tanggungjawab untuk semakin tajam, diberi peluang untuk mampu berdiri di atas kaki yang kokoh kuat. Saya semakin percaya bahwa “kita bukan tidak bisa, tetapi kita sering tidak mau. Kalau kita mau pasti kita bisa”.
Saya tidak tahu kapan akan bertemu mereka lagi. Namun saya percaya mereka pribadi yang hebat, yang hari ini sedang merenda hari-harinya. Mungkin redaannya masih benang-benang yang berantakan, membutuhkan upaya keras untuk memikirkan gambaran besarnya. Tapi jika saatnya sudah tiba, mereka akan tahu bahwa setiap usaha terbaik pasti akan membuahkan hasil terbaik.
Tuhan menyertai setiap usaha baik!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Terima kasih atas Partisipasi nya. Salam sehat selalu! ONIKA.